STRATIFIKASI KADAR HORMON KORTISOL SERUM dan SKOR PARENTING SELF-EFFICACY MENURUT KARAKTERISTIK SUBJEK PADA IBU POSTPARTUM SECTIO CAESAREA DI RS TK.III DR. REKSODIWIRYO TAHUN 2020

Authors

  • Leza Fidyah Restiana Lecturer, Midwifery Department, Institute of Health Science PELITA ILMU
  • Rosfita Rasyid Lecturer, Biomedical Depatment, Medical Faculty, Andalas University
  • Andi Friadi Lecturer, Obstetrics and Gynecology Department, Medical Faculty, Andalas University

DOI:

https://doi.org/10.69935/jidan.v6i1.36

Keywords:

kortisol, Parenting Self Efficacy, Sectio Caesare, Karakteristik

Abstract

Latar belakang: Persalinan dengan sectio caesarea  (SC) memicu terjadinya peningkatan hypothalamic pituitary adrenal (HPA) Axis dan hormon kortisol. Peningkatan hormon kortisol mempengaruhi respon tubuh fisik maupun psikologis sehingga memicu stimulus stres dan meningkatkan sekresi adrenocorticotropic hormone (ACTH). Hal tersebut menyebabkan perubahan mood ibu dan akan berpengaruh pada parenting self efficacy (PSE). Tingkatankarakteristik subjek pada ibu postpartum SC mempengaruhi hasil skor  PSE dan kadar hormon kotisol.

Tujuan: Untuk mengetahui stratifikasi kadar hormon kortisol serum dan skor PSE menurut karakteristik subjek pada ibu postpartum SC.

Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan desain cross-sectional terhadap 26 ibu postpartum SC di Rumah Sakit Tentara Dr. Reksodiwiryo pada bulan Maret-Juni 2020 dengan teknik consecutive sampling. Kadar hormon kortisol serum diukur menggunakan metode ELISA dan perhitungan skor PSE menggunakan kuesioner Salonen. Hasil penelitian kadar kortisol menggunakan uji Mann-Whitney pada paritas, pekerjaan dan dukungan social. Tingkat pendidikan menggunakan uji Kruskal-Wallis.Skor PSE menggunakan uji Student’s t pada dukungan sosial, pekerjaan, paritas dan tingkat pendidikan menggunakan uji one Way Anova.

Hasil penelitian: Kadar kortisol serum pada ibu postpartum SC dengan uji Mann-Whitney lebih tinggi pada ibu multipara menunjukkan nilai p=0,016 dan tingkat pendidikan yang rendah  nilai p=0,09 sedangkan kadar kortisol tidak berhubungan dengan status pekerjaan dan dukungan sosial. Stratifikasi subjek menunjukkan tingkat dukungan sosial yang tinggi merupakan penentu PSE yang tinggi dengan uji student’s t nilai p=0,019, namun skor PSE tidak berhubungan dengan paritas, tingkat pendidikan dan pekerjaan.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kadar kortisol lebih tinggi pada ibu multipara dengan tingkat pendidikan yang rendah sedangkan status pekerjaan dan dukungan sosial tidak berhubungan dengan kadar kortisol. Hasil skor PSE menurut karakteristik subjek tingkat dukungan sosial yang tinggi merupakan penentu PSE yang tinggi sedangkan paritas, tingkat pendidikan dan pekerjaan tidak berhubungan dengan skor PSE.

Downloads

Published

2024-11-21