PEMBERIAN PIJAT OKSITOSIN DAN PIJAT LAKTASI TERHADAP PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MONTERADO KABUPATEN BENGKAYANG
DOI:
https://doi.org/10.69935/jidan.v7i2.48Keywords:
Pijat Oksitosin, Pijat Laktasi, Post Partum, ASIAbstract
Latar Belakang: Pemberian ASI didunia masih sangat rendah. Berdasarkan data dari United Nations Children’s Fund (UNICEF) angka pemberian ASI pada bayi di bawah 6 bulan adalah 41% dan di targetkan akan mencapai 70% ditahun 2030. Cakupan bayi yang mendapatkan ASI berdasarkan profil kesehatan Bengkayang 2020 sebesar 61,49 % Usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan hormon oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu setelah melahirkan yaitu dengan dilakukannya pijat oksitosin dan pijat laktasi.
Tujuan: Penelitian ini menganalisis pemberian pijat oksitosin dan pijat laktasi terhadap pengeluaran asi pada ibu post partum di Puskesmas Monterado.
Metode: Penelitian ini menggunakan dengan quasi experimental dengan pre and post test with control group design yang dibagi secara rendom menjadi 2 kelompok. Teknik pengambilan sampel dengan non propability sampling,dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah sampel 32 sampel yaitu ibu 2 jam post partum yang belum ada pengeluaran ASI.
Hasil:hasil uji bahwa nilai post-test intervensi dan post-test kontrol didapatkan nilai p-value 0,000<0,05 yang berarti ada pengaruh antara post-test intervensi dan post-test kontrol. Terdapat selisih mean post-test intervensi lebih besar dari post-test kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok intervensi dengan teknik pijat oksitosin 7 kali lebih berpengaruh dibandingkan dengan kelompok kontrol menggunakan pijat laktasi dikarenakan mean rank pijat oksitosin lebih besar dari pijat laktasi (20,00>13,00).
Kesimpulan:Pijat oksitosin lebih efektif dari pijat laktasi dikarenakan mean rank lebih besar dari pijat laktasi (20,00>13,00).